Tahukah kau mengapa Tuhan menciptakan langit dan laut?
Semata agar kita tahu, dalam perbedaan, ada batas yang membuat mereka tampak indah dipandang.
(Rumah di Seribu Ombak-Erwin Arnada)
Adalah manusia istimewa yang telah sampai kepada kebenaran sejati; pandangan hatinya menjadi bening begitu ia berhadapan dengan Tuhan. Luluh lebur segala tabir dunia. Pandangannya larut dalam kebesaran Tuhan-nya. Baginya yang ada hanyalah Allah.
Semua geraknya menjadi sembah, salat jiwanya tegak sepanjang waktu bahkan ketika raganya dalam keadaan tak suci. Mata hatinya tak putus memandang Allah. Kenyataan yang ada baginya adalah kesatuan wujud baik ketika dalam salat maupun di luarnya. Hasrat manusiawi’lah terselaraskan dengan kehendak Ilahi
(Ahmad Tohari, Bekisar Merah, halaman 56)
“Kekuatan batin jauh lebih penting daripada bakat.”
“Menulis adalah makanan dan udara bagiku. Orang seharusnya tidak mengangkat pena jika tidak merasa seperti itu.”
(Hsu Chih-mo)
[Achee Min. Pearl of China. p 178)
“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun ?
Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin,
akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.”(Pramoedya, Anak Semua Bangsa, hal. 84)